Mantan Rival Jokowi : Saya Yakin Presiden Selalu Pikirkan Rakyat

 

Masa pandemi covid-19 ini menjadi tantangan yang paling berat dalam satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Dunia tidak mengira kalau tahun 2020 ini akan diserang oleh pandemi covid-19 yang memporak-porandakan tatanan kehidupan masyarakat.

Pandemi covid-19 ini benar-benar telah membuat dunia terpuruk. Kehidupan sosial di masyarakat serta ekonomi terancam oleh pandemi covid-19 ini. Bagaimana tidak, jika sebelumnya masyarakat dengan bebas berkumpul, bersosialisasi satu dengan lainnya. Sanak famili dengan bebas saling berkunjung kini harus menahan diri. Kalau tidak mau keluarga dan teman terinfeksi covid-19 yang kemungkinan akan membawa kematian.

Ekonomi masyarakat juga kian terpuruk. Akibat lockdown yang dilakukan oleh beberapa negara menyebabkan aktivitas ekonomi otomatis terhenti. Bagaimana tidak jika masyarakat disuruh stay di rumah hingga berminggu-minggu lamanya? Kerja pun harus di rumah. Istilahnya Work from Home alias WFH. Karena tidak ada aktivitas ekonomi, lama-lama negara bisa kolaps.

 

Maka kita melihat beberapa negara yang melakukan lockdown tak bisa menghindari dari resesi. Negara maju sekalipun. Amerika Serikat resesi. Korea Selatan resesi, begitu juga Singapura serta negara lainnya.

Lalu bagaimana dengan Indonesia? Pada saat awal-awal pandemi yaitu pada bulan Maret, para ahli, dokter, politisi pun mendesak pemerintah melakukan lockdown karena meyakini bahwa pandemi covid-19 ini akan membuat rumah sakit tidak akan mampu menampung pasien covid-19. Karena saking banyaknya rakyat Indonesia positif corona.

Memikirkan penduduk Indonesia yang mencapai hampir 300 juta itu, dan jika seperempatnya saja yang terinfeksi covid-19 maka akan ada 75 juta jiwa yang akan dirawat di rumah sakit. Bagaimana bisa rumah sakit yang ada menampung sekian banyak pasien corona? Sungguh mustahil, bukan? Itulah yang ada di pikiran para ahli dan dokter itu.

Melihat semakin seriusnya pandemi covid-19 ini, pemerintah pun segera mengambil langkah cepat dengan menjadikan wisma atlet eks Asian Games lalu menjadi rumah sakit rujukan covid-19. Dan ternyata masyarakat Indonesia yang positif covid-19 sampai saat ini tidak seperti yang diperkirakan oleh para ahli. Sampai saat ini masyarakat Indonesia yang positif corona hanya berjumlah kurang dari 400 ribu jiwa, dan itu pun yang sembuh sudah mencapai hampir 300 ribu orang dan yang meninggal tak sampai 13 ribu jiwa.

Saya tidak bisa membayangkan jika Presiden Jokowi serta merta melakukan lockdown seperti yang disarankan para ahli atau pun para dokter. Mungkin saat ini, Indonesia sudah menjadi negara yang paling terdampak pandemi covid-19. Ekonomi Indonesia akan hancur, bahkan mungkin akan lebih parah dari krisis ekonomi pada tahun 1998.

Dan syukurlah Presiden Jokowi masih berpikir panjang. Saya tidak bisa membayangkan jika presiden sekarang bukan Jokowi. Mungkin Indonesia sudah porak-poranda. Ekonomi hancur, masyarakat pun akan banyak yang terinfeksi covid-19.

Langkah jitu Presiden Jokowi adalah mengambil jalan tengah. Tidak lockdown yang akan mematikan sektor ekonomi, juga tidak membiarkan masyarakat beraktivitas secara bebas sehingga masyarakat yang terinfeksi covid-19 akan melambung tinggi. Dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Presiden Jokowi dapat membendung serangan covid-19 dan tetap membuat ekonomi menggeliat meskipun terbatas.

Saya tahu, selama satu tahun pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin banyak yang berpendapat bahwa pemerintahan Jokowi telah gagal. Terutama oposisi. Oposisi akan menganggap bahwa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin telah gagal. Ya, itu wajar-wajar saja, namanya juga oposisi. Justru akan sangat mengherankan jika oposisi malah memuji-muji Jokowi. Jadi, jika oposisi mengklaim pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin telah gagal tak perlu heran.

Namun, kita sebagai masyarakat bisa menilai apakah pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin setahun ini telah gagal? Apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang minus itu sudah bisa dicap pemerintahan Jokowi itu telah gagal? Jika, di masa-masa sebelum pandemi covid-19 melanda dunia, pertumbuhan ekonomi yang minus itu bisa langsung dicap sebagai sebuah kegagalan. Tetapi di masa pandemi ini, negara maju dan hebat sekalipun pertumbuhan ekonomi juga minus. Apakah ini bisa dikatakan mereka juga gagal?

Jika sangat tidak masuk akal jika di masa pandemi ini yang case-nya sangat berbeda itu, pertumbuhan ekonomi minus dianggap sebagai sebuah kegagalan. Begitu juga dengan penanganan covid-19. Indonesia tidak bisa dianggap gagal, karena angka kesembuhan pasien covid-19 di Indonesia cukup tinggi, yaitu mencapai angka 79,73 persen.

Kebijakan yang diambil oleh Presiden Jokowi di saat pandemi memang tidak populer. Tidak seperti yang diinginkan oleh para ahli. Tetapi percayalah, kebijakan yang diambil oleh Presiden Jokowi selalu mementingkan rakyat. Meskipun itu tidak populer sekalipun.

Bahkan Prabowo yang dulu menjadi rival Jokowi pada saat pilpres 2019 lalu, memuji Presiden Jokowi lebih mementingkan rakyat dalam setiap keputusannya. “Saya yakin niat Presiden (Jokowi) baik. Saya saksi beliau selalu memikirkan rakyat. Jadi ini yang selalu disalahpersepsikan,” ujar Prabowo seperti dikutip Selasa 13 Oktober 2020.

Jadi, apakah kita masih meragukan kepiawaian Presiden Jokowi? Jangan percaya kepada oposisi yang terus menerus mengatakan pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin telah gagal. Karena itu memang tugas mereka.

Bukan begitu kura-kura?

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Nasaruddin Umar : Ahok Jalankan Tugasnya Dengan Ajaran Islam, Namun Tidak Ada Aksi Bela Islam Yang Membelanya