JK Ke Arab Saudi, Buat Rizieq Atau Buat Anies?


 

Di tengah-tengah ramainya pemberitaan tentang kepulangan Rizieq Shihab dari Arab Saudi, tiba-tiba ada berita soal kepergian mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) ke Arab Saudi. Sementara menurut JK sendiri, tujuannya ke Arab Saudi adalah dalam rangka tindak lanjut pendirian museum internasional di Jakarta. Museum yang dimaksud adalah museum internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam, yang groundbreaking-nya telah dilaksanakan pada 26 Februari 2020 lalu Sumber.

Timbul lah pertanyaan di atas itu. Karena menurut saya, dalam kondisi pandemi Covid-19 yang masih merajalela ini, perjalanan jauh bagi seseorang yang sudah berumur seperti JK akan sangat beresiko buat dirinya. Kan bisa saja mengutus perwakilan yang lebih muda, sedangkan JK bisa memantau dan ikut dalam kegiatan follow up via teleconference, betul? Tidak perlu mengambil resiko terlalu tinggi. Toh JK tidak sedang mengemban tugas negara. Tidak ada kewajiban, tidak ada urusan hidup mati. Sementara lokasi bakal didirikannya museum itu kan di kawasan reklamasi Ancol yang kontroversial itu. Belum lagi misteri yang meliputi perpindahan lokasi museum yang awalnya akan didirikan di Depok. Hingga bulan Januari 2020, beritanya adalah museum itu akan dibangun di Depok Sumber. Lalu kenapa mendadak pada bulan Februari 2020, malah pindah ke Jakarta dan langsung groundbreaking? Hmmm, sebuah misteri…

Misteri ini sedikit terungkap di ujung-ujungnya, karena di waktu yang sama sudah tercium kegagalan penyelenggaraan Formula E di Jakarta, seperti yang direncanakan oleh Anies. Anies memang sedang merencanakan satu dua legacy (peninggalan/warisan) yang akan selalu mengingatkan orang akan dirinya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Padahal kalau dikerjakan dengan benar, konsep/program naturalisasi miliknya juga bisa jadi legacy. Namun Anies memang mau tampil beda. Soal naturalisasi dan pencegahan banjir itu dia harus bersaing dengan peninggalan milik Jokowi/Ahok. Sementara kalau legacy-nya adalah Formula E, itu akan sangat berbeda. Bahkan rencananya, ajang balap itu terus berlangsung sesudah masa jabatan Anies habis. Tapi nggak jadi, apalagi dengan adanya pandemi Covid-19. Pupuslah rencana Anies. 

 Plan B, adalah pendirian museum internasional di kawasan reklamasi Ancol. Walaupun soal reklamasi Ancol itu penuh dengan kontroversi dan ngelas ngeles ala Anies. Dari yang dinilai sebagai cacat hukum, lalu ketahuan belum ada analisa dampak lingkungannya, sampai ditentang oleh pendukung Anies sendiri. Anies bilang bahwa reklamasi Ancol itu sekalian buat mencegah banjir, padahal dulu waktu kampanye dia bilang reklamasi menyebabkan banjir. Anies bilang reklamasi Ancol buat kepentingan publik, padahal lokasi itu merupakan perluasan Ancol yang sebagian adalah milik swasta dan museum internasional itu tadi. Apa masuk Ancol gratis? Masuk museum gratis? Pastinya bayar dong. Jadi kepentingan publik apa yang diwakili? Sumber Sumber Sumber

 

Nah, Anies juga menyediakan Plan C, buat membangun proyek mercusuar yang bakal menyumbangkan legacy pada namanya, yakni pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) dan hotel di Taman Ismail Marzuki (TIM). Koplaknya, dana pembangunan kedua proyek itu diambil dari dana Corona hasil utangan dari pemerintah pusat. Soal ini sudah saya ulas di tulisan sebelumnya : https://seword.com/umum/wanjay-diutangin-dana-pen-anies-pakainya-ngasal-S5gnMeNWH2

Kalau melihat kedekatan JK dengan Anies sih, maka soal kunjungan JK ke Arab Saudi ini jadi terang benderang. Bahkan JK dengan blak-blakan menyebut bahwa Museum Sejarah Rasulullah SAW dan Peradaban Islam itu akan menjadi ikon baru bagi Jakarta, seperti halnya bangunan-bangunan penanda kota-kota besar di dunia. Penandatanganan perjanjian kerja sama pendirian dan pembangunan museum tersebut telah dilakukan pada Sabtu malam lalu (24/10) waktu Riyadh, Arab Saudi. Penandatanganan dilakukan oleh Komjen Pol. (Purn) H Syafruddin selaku Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad Saw dan Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar selaku Deputi Eksekutif Liga Dunia Islam dan disaksikan oleh Wakil Presiden ke-12 Jusuf Kalla bersama Sekjen Rabithah Alam Islamiyah (Liga Dunia Islam) Mohammad Abdul Karim Al Issa. Acara itu juga dihadiri Anies melalui fasilitas konferensi jarak jauh Sumber.

Tu kan, lewat jarak jauh juga sebenarnya masih bisa kok. Menurut saya pihak Arab Saudi pastinya paham soal kondisi pandemi sekarang. Tidak mungkin kalau mereka keberatan jika JK tidak hadir langsung. Toh yang tanda tangan ternyata bukan JK kan? Jadi kenapa JK mesti datang ke Arab Saudi?

Pertanyaan ini lah yang membuat saya curiga akan adanya keterkaitan antara kunjungan JK dengan rencana kepulangan Rizieq Shihab. Entah itu terkait urusan dana buat membayar denda overstay? Atau terkait urusan administrasi yang perlu bantuan JK buat mengurusnya, tanpa bantuan Dubes RI untuk Arab Saudi? Dari sudut pandang politik, kepulangan Rizieq akan berkaitan pula dengan niatan Anies nyapres di 2024. Anies butuh dukungan kuat dari Rizieq cs dong. Secara kalau dari prestasi, ya pastinya akan kalah oleh capres lain misalnya Ganjar Pranowo atau pun Prabowo sendiri. Jadi semuanya ini saya duga saling berkaitan: JK, Anies dan Rizieq. Gimana menurut pembaca? Selalu dari kura-kura!

Tulisan sebelumnya: Sri Mulyani Bongkar Borok Orba, Cendana Gempa? Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor Credit foto : cnnindonesia.com, republika.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Nasaruddin Umar : Ahok Jalankan Tugasnya Dengan Ajaran Islam, Namun Tidak Ada Aksi Bela Islam Yang Membelanya