Jokowi Dipercaya Rakyat, Dihargai Negara Lain, Auto-Tuampar Tikus Pengacau!

Hari ini tepat 1 tahun usia pemerintahan Presiden Jokowi di periode keduanya. Ada yang berbeda di dalam periode ini, yakni pandemi Covid-19 dan imbas negatifnya terhadap ekonomi yang sangat masif. Ini pula yang membedakan pemerintahan Presiden Jokowi dengan era presiden-presiden sebelumnya. Kebayang kan kalau menanggapi pandemi Covid-19 dan resesi ekonomi hanya dengan menciptakan lagu atau bicara “saya prihatin”? Bandingkan dengan jungkir baliknya Presiden Jokowi dan jajarannya bertarung melawan Covid-19 sambil mempertahankan agar ekonomi negara ini stabil. Saya bilang stabil, karena tingkat inflasi kita masih rendah. Harga-harga tidak ada yang naik melejit. Hanya daya beli masyarakat yang turun karena sangat terpengaruh dengan adanya pandemi ini. Tapi di lain pihak, banyak peluang terbuka buat berusaha, misal di usaha penjualan tanaman hias, ikan hias dan sepeda, serta makanan rumahan. Sayangnya perjuangan Presiden Jokowi ini dibalas dengan hoaks, hasutan, tudingan dan fitnah oleh para pengacau di negara ini. Mereka yang diperbolehkan berdemo, menyuarakan aspirasinya sesuai konstitusi. Namun, isinya selalu mau menurunkan Jokowi. Kenapa nggak demo waktu Pilpres 2019 kemarin itu? Kalau pun yang disuarakan itu kehendak rakyat, kenapa tetap Jokowi yang menang di Pilpres 2019? Artinya memang ada yang mengompor-ngompori, menggerakkan dan membiayai demo-demo ini. Demo-demo ini pun ternyata digerakkan oleh hoaks. Entah kenapa para mahasiswa itu lebih percaya pada hoaks dulu ketimbang mendengarkan dan membaca penjelasan dari pemerintah. Bingung juga saya. Apa kurangnya pemerintah buat mereka? Dibanding negara lain yang sama-sama kena pandemi Covid-19, kondisi Indonesia masih jauh lebih baik. Oh iya, mana sampai ke sana pikirannya ya. Dalam masa pandemi yang beresiko tinggi kena virus Covid-19 saja mereka yang berdemo ini tidak mematuhi protokol kesehatan. Mereka saja tidak melindungi diri sendiri, gimana mau dipercaya oleh rakyat bahwa demo yang digelar itu adalah buat rakyat? Logikanya kan begitu? Belum lagi soal demo yang ditunggangi oleh para pengacau. Bahkan ada yang menyamar jadi mahasiswa. Dan hari ini kabarnya para mahasiswa dan buruh akan menggelar demo lagi. Yang melihat hal ini dari sudut pandang politik pun akan menyebut ini sebagai aji mumpung. Mumpung ada obyek yang didemo, yakni Omnibus Law, sekalian demo digelar beberapa hari hingga melewati hari satu tahunnya pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua. Mumpung yang lain adalah mumpung yang bisa dimanfaatkan para lawan politik Jokowi untuk mengacau. Masa pandemi Covid-19, di mana tugas pemerintah sedang berat-beratnya, jadi kesempatan emas bagi para lawan politik Jokowi buat mengacau. Kapan lagi kan? Ada ketakutan terhadap pandemi, ada melambatnya ekonomi, ada undang undang yang bisa dijadikan alasan. Karena mereka tidak akan sanggup menjatuhkan Jokowi jika memakai alasan korupsi. Dari sini sudah terbaca lah ya. Sementara itu ternyata kepercayaan rakyat terhadap Presiden Jokowi masih sangat kuat. Tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi masih tinggi di angka 66%. Ini berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia pada akhir September 2020 Sumber. Emang siapa sih rakyat yang senang lihat orang berdemo? Apalagi demonya berujung anarkis. Melempari para aparat kepolisian dengan batu dan bahkan bom molotov.
Sementara para politisi yang berkoar-koar pro-rakyat, yang mengompor-ngompori, hanya menonton sambil menyeruput kopi dengan nikmatnya. Yang begini para mahasiswa dan buruh paham nggak sih? Rakyat paham lho! Di lain pihak, banyak negara lain yang sangat menghormati Presiden Jokowi, sebagai seorang pemimpin yang bersih dan bekerja keras buat rakyatnya. Hasil kerja pemerintahan Presiden Jokowi itu terpampang nyata. Jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, pos perbatasan dan pemangkasan birokrasi. Bagusnya lagi, Jokowi membuktikan bahwa dirinya dan keluarga sangat bersih, sangat menjaga uang rakyat. Salah satu penghargaan adalah diresmikannya nama jalan Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi oleh pemerintah Uni Emirat Arab (UEA). Peresmian ini bertepatan dengan 1 tahun pemerintahan Presiden Jokowi periode kedua. Nama Presiden Jokowi menggantikan nama jalan sebelumnya, Jalan Al Ma’arid Sumber. Hebat ya. Negara-negara Arab sangat menghormati Presiden Jokowi. Sampai Kerajaan Arab Saudi memberi perlakuan istimewa buat Presiden Jokowi dan keluarganya untuk masuk ke dalam Ka’bah. Sementara yang suka ribut di sana hanya bisa ngaku-ngaku mendapat visa istimewa dari Arab Saudi. Dan sementara jalanan di Jakarta hari ini jadi ajang demo lagi. Kotor lagi, rusak lagi. Padahal yang demo katanya atas nama rakyat? Rakyat mana, bambaaaaang? Rakyat lebih mikirin kerja, dapat uang dan bisa makan. Kalian yang demo malah beresiko bawa penyakit pulang ke rumah masing-masing. Ahh sudahlahhh… Toh hari ini Presiden Jokowi kerja di Istana Bogor kok. Kalian yang demo katanya mencapai jumlah 10 ribuan. Presiden Jokowi lebih memperhatikan ratusan juta rakyat lainnya, dan ini bikin rakyat lebih senang daripada bersimpati pada massa pendemo. Sekian dulu dari kura-kura! Tulisan sebelumnya: Mengulas Museum SBY-Ani Yang Bikin Khofifah Banjir Kecaman Netizen! Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor Credit foto : okezone.com, kompas.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Nasaruddin Umar : Ahok Jalankan Tugasnya Dengan Ajaran Islam, Namun Tidak Ada Aksi Bela Islam Yang Membelanya