Cara Alam Semestai Membantai SBY 2-0 Di Hadapan Jokowi

SBY dengan dinasti Cikeas benar-benar menuruni rekam jejak Orba dalam kepemimpinannya. Tak hanya membuat yayasan-yayasan untuk menampung dana, tapi juga ambisi mendirikan gedung hanya sekedar membanggakan diri. Museum SBY-Ani yang kini menjadi kontroversial lantaran ditangani sendiri oleh Gubernur Jatim di Pacitan menunjukkan watak pecundang SBY. Menurut pembaca, sangat jauh kinerjanya dibanding Jokowi. Maka daripada berkompetisi menjadi juara, lebih baik membeli piala sendiri. Hanya rakyat bodoh yang bangga punya pemimpin model begini. Seakan alam semesta ikut campur menegur keras SBY, kemarin secara mengejutkan Jokowi menjadi buah bibir di tanah air dan manca negara. Namanya "President Joko Widoo St" diabadikan menjadi salah satu nama jalan di UEA. Tentu saja ini tak hanya menunjukkan hubungan bilateral yang erat dari kedua negara, tapi juga memberi kebanggaan tersendiri bagi rakyat. Jokowi telak membungkam SBY 1-0. Di mana yang satu ngebet membangun museum agar tak ada yang melupakannya, yang lain malah diabadikan negara lain tanpa diminta. Kemarin dalam artikel juga saya sebutkan kalau ada ambisi serupa dari Ibu Tien untuk membangun TMII dengan menggunakan APBN. Idenya muncul saat kunjungan ke Disneyland. Tapi, penggunaan APBN saat rakyat sedang susah saat itu tentu menimbulkan banyak gelombang protes hingga penyekapan aktivis. Kini belajar dari pendahulunya, SBY dan istrinya memiliki ambisi serupa, tapi dilaksanakan pada kepemimpinan Jokowi. Nanti alasannya pasti sebagai penghargaan pada eks presiden terdahulu. Tak cukupkah ratusan milyar rumah yang ia teken tahun 2014 sebelum lengser? Ini menunjukkan bahwa SBY sangat memikirkan keberlangsungan hidupnya ketimbang rakyat banyak. Sangat bertolak dari citra seorang jenderal prajurit di mana harusnya berada di garda terdepan dalam membela rakyat. SBY tak ubahnya seperti politisi pamrih dan menumpahkan seluruh kepemimpinannya untuk keprihatinan. Hasilnya puluhan album dan lagu ia persembahkan, tak beda jauh dari penyanyi jalanan yang bahkan lirik dan suaranya jauh lebih bagus. Maka tak heran banyak proyek mangkrak di jamannya, dari pembangkit listrik hingga bangunan Hambalang yang kini disebut candi oleh banyak pihak. Kenapa bukan Hambalang saja yang ia jadikan museum agar tak memboroskan anggaran lain? Apalagi Khofifah yang jadi Gubernur di Jatin naik karena dukungan Demokrat. Bisa-bisa anggaran kas daerah ia gunakan sebagai politik balas budi. Sudah kinerjanya di Jawa Timur tak terlihat, tahu-tahu malah kerja untuk kepentingan SBY. Baiknya Khofifah mundur saja dan segera bergabung dengan Andi Arief sebagai petugas partai. Kembali lagi pada Jokowi dan SBY, simbol kepemimpinan seperti langit dan bumi, yang satu mutiara, yang satu..... ah suadahlah. UU omnibus law yang digagas diperiode kedua ini kembali membuktikan keberpihakan Jokowi pada rakyat. Semua aturan birokrasi yang menyusahkan, ia pangkas. Perijinan yang memakan waktu hampir sebulan, ia minimalkan beberapa hari. Ini semua demi terbukanya lapangan pekerjaan bagi jutaan rakyat yang setiap tahunnya menjadi pencari kerja baru. Jokowi juga menekankan bahwa nantinya yang diutamakan adalah pekerja lokal. Untuk aturan kontrak dan sebagainya yang paling dipermasalahkan buruh. Kembali lagi, apa jaminan pekerja tetap lebih baik. Kalu mereka mau terbuka, saat ini semua perkerja Telkom baru statusnya kontrak, begitu juga Pertamina, Total dan perusahaan besar lainnya. Lalu bagimana dengan gajinya, jauh sekali ketimbang pekerja tetap biasanya. Belum lagi tunjangan, bonus dan sebagainya. Sistem ini bermaksud meningkatkan produktivitas pekerja. Apalagi dengan tambahan jam lembur dalam UU yang baru. Kalau pekerja hanya memikirkan kenaikan UMK tiap tahun tanpa memberikan imbal balik ke perusahaan, sebaliknya perusahaan akan lebih memikirkan teknologi baru ketimbang pekerja yang rewel. Mesin-mesin itu bisa bekerja 24 jam tanoa menuntut kenaikan upah, THR dan sebagainya. Cukup merekrut 1 atau 2 orang lulusan S2 dan semua pekerjaan bisa dimonitor dari jarak jauh. Penemuan drone terbukti memangkas pekerjaan kameramen (reporter) dan pilot helikopter. Bayangkan kalau teknologi ini diadopsi secara besar-besaran. Untungnya pemerintah kita gerak cepat dengan UU omnibus law, tapi sayang justru dukungan penolakan datang dari eks presiden Hambalang. Bukan hanya rakyat yang geram, tapi juga alam semesta. Tuhan tak rela Indonesia dihancurkan cendana dan cikeas. Kemarin Bank Dunia merilis utang Indonesia yang ternyata telah menumpuk sejak era SBY. Pertanyaannya kenapa saat Indonesia jalan di tempat dan hampir tak ada pembangunan justru Indonesia mencatat utang luar biasa? Di kemanakan uang hasil utang di era SBY? Ada yang menarik ketika Bank Dunia mengumumkan data utang luar negeri dari 120 negara-negara dengan berpendapatan rendah hingga menengah dalam International Debt Statistics (IDS) 2021. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan utang terbesar sejak tahun 2009 atau zaman Presiden SBY periode kedua. Padahal sebelumnya Bank Dunia juga merilis pernyataan bahwa UU Omnibus law adalah kebijakan yang sangat tepat untuk mendukung iklim usaha di Indonesia. Akhirnya SBY harus mengakui kalah telak 2-0 dari Jokowi. Semoga berkah Tuhan lewat kepemimpinan Jokowi bisa disyukuri rakyat dan jangan sampai termakan hoaks. Kita harusnya bangga memiliki pemimpin seperti beliau yang diakui dunia. Bukan pemimpin yang jago mewariskan bangunan mangkrak dan album yang tak laku di pasaran. Begitulah kura-kura. Referensi: https://m.bizlaw.id/read/31036/Bank-Dunia-Beberkan-Bukti-Utang-Luar-Negeri-Indonesia-Menggunung-Sejak-Zaman-SBY-Jadi-Presiden

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Nasaruddin Umar : Ahok Jalankan Tugasnya Dengan Ajaran Islam, Namun Tidak Ada Aksi Bela Islam Yang Membelanya