Ganjar Pranowo Dijegal Partai Sendiri? Capres 2024, Buntut Perbedaan Pendapat

 


aru kali ini saya menulis tentang Ganjar Pranowo, lelaki berzodiak scorpio dengan simbol kalajengkingnya. Tokoh ini terbilang masih cukup tampan untuk orang yang seusianya. Lahir di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, 52 tahun silam. Sosok dengan ciri khasnya yang menonjol rambut putih, mata tajam dan senyum yang mengembang.

Ganjar kecil bisa terbilang dalam hidup yang dirundung kesedihan dan kesusahan. Hal itu bisa Anda baca dalam novel "Anak Negeri; Kisah Masa Kecil Ganjar Pranowo" (2017). Dalam falsafah Jawa arti Ganjar adalah sebuah hadiah dari Tuhan.

Ganjar Pranowo sudah menyukai dunia politik sejak beranjak remaja dengan bergabung di GMNI dan mengagumi Soekarno, secara ideologis Ganjar masuk ke dalam simpatisan PDI saat itu.

Tahun 1996, PDI dilanda konflik internal antara pendukung Soerjadi dan Megawati Soekarnoputri sebagai representasi trah Bung Karno. Tahun 1996 menjadi tonggak perubahan yang diinginkan masyarakat kelas bawah melalui figur Megawati Soekarnoputri. Ganjar ikut mendukung Megawati dengan slogan pro Mega (Promeg).

Sampai akhirnya singkat kata atas kesetiaannya sebagai kader tersebut membawanya menjadi anggota DPR-RI dan kemudian terpilih menjadi Gubernur Provinsi Jawa Tengah hingga 2 periode.

Jika sekilas membaca perjalanan karier Ganjar Pranowo di PDIP tentu tak perlu diragukan lagi. Bisa dikatakan kelahiran dari PDI kemudian terpecah menjadi PDIP yang bersangkutan tidak hanya menjadi saksi sejarah tapi turut menjadi bagian dari sejarah. Jadi rasanya tak perlu diragukan darahnya.

Provinsi Jawa Tengah bisa dikatakan salah satu daerah lumbungnya kandang banteng. Tapi yang menarik kendati lumbung banteng tidak mudah bagi Ganjar-Heru saat maju di tahun 2013. Faktanya, Ganjar-Heru yang dikenal dengan tagline mboten korupsi mboten ngapusi (tidak korupsi tidak membohongi) saat itu keluar sebagai pemenang dengan total perolehan suara hanya mencapai 48,82%. Dan periode ke-2 Ganjar-Taj Yasin memperoleh 58.78%.

Saya kebetulan berdomisili di Jawa Tengah jadi sedikit tidaknya tahu provinsi yang memiliki tagline Jateng Gayeng ini. Periode pertama Ganjar-Heru 'cukup' berprestasi. Antara lain; Reformasi Birokrasi, Kredit Bunga Terendah, Pelaporan Gratifikasi Terbanyak, Zakat ASN, SMK Jateng, Desa Tangguh dan Berdikari, Inovasi Kesehatan, Seragam Batik ASN, Kartu Tani, SiHaTi (Sistem Informasi Harga dan Produk Komoditas), Infrastruktur dan Pariwisata.

Hal di atas kiranya perlu saya utarakan agar ada sedikit gambaran hubungan erat antara PDIP dengan sosok Ganjar ini. Tidak hanya sebatas kader atau petugas partai saja tapi sejak awal ia sudah nyemplung ke dalamnya.

Munculnya nama Ganjar Pranowo menjadi salah satu figur yang selalu masuk 3 besar capres 2024 tentu tidak mengagetkan. Karena figurnya memang paling menonjol diantara kader PDIP yang lainnya. Panggung tersedia, seorang Gubernur yang kebijakannya, kontroversinya dan kemana pun pergi awak media selalu menguntitnya.

Dan yang menarik munculnya nama Ganjar Pranowo sebagai salah satu figur capres pilihan responden dari berbagai lembaga survei, nampaknya tidak serta merta membuat PDIP senang dan menyambut dengan gegap gempita. Ada apakah?

Hal ini sangat berbeda dengan partai lainnya yang tampak euforia seperti Gerindra-Prabowo, Golkar-Airlangga dan Demokrat-AHY. Jika alasannya karena Ganjar Pranowo bukan ketua partai dan hanya sebatas kader partai dapat dimengerti.

Ganjar Pranowo Dijegal Partainya Sendiri

Terlebih statement-statement yang muncul dipemberitaan oleh kader partai PDIP sendiri seperti meneguhkan jika Ganjar Pranowo belum tentu figur yang akan direstui untuk maju sebagai capres 2024, meski mengantongi nilai jual yang cukup tinggi.

Hubungan antara DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah (Jateng) dengan Gubernur Ganjar Pranowo, memanas. DPD PDIP Jateng berseberangan dengan Ganjar perihal langkah pencapresan di 2024. Bahkan, DPD PDIP Jateng secara terang-terangan menyebut Ganjar terlalu berambisi maju nyapres sehingga meninggalkan norma kepartaian.

Buntut perbedaan pendapat itu, Ganjar sebagai Gubernur Jateng tak diundang dalam kegiatan Pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya dan Pengarahan Kader untuk Penguatan Soliditas Partai Menuju Pemilu 2024 yang dihadiri Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani di Panti Marhaen Kota Semarang, Sabtu (22/5/2021).

Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jateng, Bambang Wuryanto mengatakan semua kepala daerah di Jateng dari PDI Perjuangan diundang, kecuali gubernur.

Bambang Wuryanto atau biasa akrab dipanggil Bambang Patjul ini mengatakan, "Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan kepintaran)." Menurut dia, DPD PDI Perjuangan sebenarnya sudah memberikan sinyal jika sikap Ganjar yang terlalu ambisi dengan jabatan presiden tidak baik.

Bahkan jauh sebelumnya Bambang Patjul juga mengatakan dalam suatu kesempatan di depan awak media bahwa hasil survei bukan sebuah ukuran seseorang direkomendasikan maju sebagai capres. Itu hanya menang di udara saja katanya menegaskan.

Benarkah demikian? Atau itu hanya cara internal saja dalam menjegal figur yang menonjol sedang figur yang diharapkan justru tidak dilirik konstituen?

Wah, nampaknya perseteruan di dalam partai sendiri kian memanas. JIka demikian sinyal kuat perkawinan antara PDIP dan Golkar akan terjadi dengan Puan Maharani sebagai calon presiden dan Airlangga sebagai calon wakil presidennya di tahun 2024. Sama-sama dengan rating hasil survei yang kisaran 2.5% - 3% saja pilihan responden.

Bagaimana menurut Anda para pembaca seword yang budiman? Siapkan sabuk pengaman, daya kejut nampaknya akan terus berlanjut. Manuver kelas tinggi yang bikin kalang kabut

Salam Kejut

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Nasaruddin Umar : Ahok Jalankan Tugasnya Dengan Ajaran Islam, Namun Tidak Ada Aksi Bela Islam Yang Membelanya