Dua Pendiri Teman Ahok Ditangkap Imigrasi Singapura, Ini Kronologinya


Republika/Tahta Aidilla
Salah satu stand Teman Ahok, relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Teman Ahok sedang ketiban sial. Relawan yang bertugas mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju melalui jalur independen di Pilgub DKI 2017, tersebut harus berurusan dengan hukum di Singapura.
Dua pendiri Teman Ahok, yaitu Amalia Ayuningtyas dan Richard Saerang saat ini masih ditahan Imigrasi Singapura. Hal itu terkait aktivitas keduanya di negeri kota itu yang menghadiri acara Food Festival. Amalia dan Richard ditangkap petugas imigrasi, lantaran diduga kuat melakukan kegiatan yang mengandung unsur politik.
Hal itu diperkuat dengan pernyataan CEO Cyrus Network, Hasan Nasbi yang juga pendukung Ahok. Melalui akun Twitter, @datuakrajoangek, ia mengecam pemerintah Singapura yang terkesan paranoid dengan kehadiran dua aktivis muda tersebut.
"Mohon doanya agar dua orang pengurus @temanAhok bisa dibebaskan segera oleh pihak imigrasi singapura. Negeri ini paranoid sekali," katanya. 
"Karena ada embel2 "teman ahok" merek anggap akan ada kegiatan politik di singapura. Amalia dan richard ditahan sejak siang tadi."
Hasan mendapat informasi, kedua dedengkot Teman Ahok akan dilepas petugas imigrasi Singapura pada Ahad (5/6) sekitar pukul 10.00 WIB. "Barusan dapat konfirmasi dari pemerintah Sing. Bahwa amalia dan richard besok akan pulang dgn Garuda pukul 10. Semoga mereka menepati janji," katanya.
Melalui akun Twitter, @temanAhok, mereka terus menyuarakan agar pemerintah Singapura membebaskan kedua rekannya. Teman Ahok membuat tanda pagar (tagar) dan meme bertanda #SaveAmaliaRichard. Bahkan, Teman Ahok sesumbar akan mendatangi Kedutaan Besar Singapura di Jakarta kalau kedua teman mereka tidak dilepas.
Berikut serial tweet Teman Ahok:
1. Kami meminta Imigrasi Singapura untuk SEGERA melepaskan pendiri Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas dan Richard Saerang. #SaveAmaliaRichard

2. Kami menghormati hukum di SG, namun Amalia dan RIchard diundang kesana oleh WNI di SG untuk menghadiri Food Festival. #SaveAmaliaRichard 

3. Mereka bukanlah teroris yang mengancam kedaulatan SG. Hanya anak muda yang jujur mengakui diri aktivis Demokrasi . #SaveAmaliaRichard 

4. Jika tidak segera dilepaskan, kami akan datangi Kedubes Singapura di Jakarta dengan seluruh kekuatan Teman Ahok. #SaveAmaliaRichard

5. Amalia&Richard saat ini  diputuskan komunikasinya dan diisolasi, Bahkan dari KBRI. Bantu bersama untuk push #SaveAmaliaRIchard
#SaveAmaliaRichard

Info dr sana yg kami punya dr panitia, Amalia dan Richard dikenakan status "unwanted person" terkait aktivitas politik. #SaveAmaliaRichard

Dugaan kami, Amalia scr polos menjawab aktivitas politiknya n dicurigai ada aktivitas politik d acara di SG. #SaveAmaliaRichard

Itu alasan yg kami tahu saat ini. Saat ini kami hanya menginginkan amalia dan Richard dipulang ASAP. #SaveAmaliaRichard

Mrk hanya menghadiri undangan. Atas nama kemanusiaan, jgn diinapkan di ruang isolasi tnp akses. Bukan ttg politik dll. #SaveAmaliaRichard
Dear @govsingapore, our friend will bring no harm to your country. Please let them go. #SaveAmaliaRichard

Kami bersukacita n berharap hal tsb terlaksana. Krn sebelumnya jg dijanjikan pukul 21.00 malam ini namun tak jadi #SaveAmaliaRichard

Terimakasih atas semua dukungan teman2. Info akan terus update lewat akun ini. Kita akan menjemput Amalia besok. #SaveAmaliaRichard

Incase ad yg blg kita panik, boleh saja. Tapi bagi kami ini solidaritas. Teman kita, takkan dibiarkan menangis sendiri. #SaveAmaliaRichard

Kami telah mendapat kabar dr otoritas @govsingapore bahwa Amalia dan Richard akan pulang besok jam 10 pagi. #SaveAmaliaRichard
Red: Erik Purnama Putra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Ketika Jokowi ‘Gila’ dan Ahok ‘Bajingan’, Skenario Singapura atas Indonesia Gagal