Dipanggil KPK Soal Sumber Waras, Ahok Merasa Karirnya Bagus


TOP news - Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama menyatakan rasa bangganya karena ia akan dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia akan diperiksa terkait kasus dugaan korupsi dalam pembelian sebagian lahan Rumah Sakit Sumber Waras.
Sebelumnya, Ahok, sapaan akrab Basuki, juga pernah memenuhi panggilan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI terkait pembelian yang diduga merugikan keuangan daerah sebesar Rp199 miliar.
"Karier saya lumayan bagus. Udah pernah dipanggil Bareskrim, BPK, sekarang KPK," ujar Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Jum'at, 8 April 2016.
Ahok memastikan kehadirannya dalam pemeriksaan yang akan dilakukan Selasa pekan depan, 12 April 2016.
Ahok juga memastikan kehadirannya bukan dalam rangka memberi keterangan terkait kasus dugaan suap dalam penyusunan dua Raperda terkait reklamasi di mana KPK telah menetapkan Ketua Komisi D DPRD DKI Mohamad Sanusi dan Presiden Direktur PT. Agung Podomoro Land Ariesma Widjaja sebagai tersangka.
"Saya dipanggil KPK tapi soal (kasus) Sumber Waras," ujar Ahok.
KPK sendiri menegaskan proses penyelidikan kasus dugaan korupsi dalam pengadaan lahan Rumah Sakit Sumber Waras masih terus dilakukan. Bahkan sejumlah pihak telah diminta keterangannya terkait penyelidikan kasus ini.
"KPK telah minta keterangan kepada sekitar 30 orang, jadi proses penyelidikan masih berjalan," kata Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK, Priharsa Nugraha di kantornya beberapa waktu lalu.
Priharsa tidak menjelaskan secara detail mengenai siapa saja pihak yang telah diminta keterangannya dalam proses penyelidikan ini. Namun dia menyebut orang-orang tersebut berasal dari berbagai pihak.
"Baik dari Sumber Waras maupun dari pihak Pemprov," kata Priharsa. © viva.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesabaraan pemuda batak sedang di uji ormas radikal, pemuda batak bersatu melawan perusak tatanan budaya batak.

Resmi!! Megawati Sudah Putuskan PDIP Dukung Ahok

Ketika Jokowi ‘Gila’ dan Ahok ‘Bajingan’, Skenario Singapura atas Indonesia Gagal